Penggobatan tradisional seperti akunpuntur dan Shin She kian diminati. Sejumlah masyarakat Kota Medan menggunakan layanan kesehatan untuk pengobatan segala jenis penyakit.
Ketua komisi E, Brillian Moktar ketika menghadiri sistem pengobatan ala timur Shin She di Kompleks Jati Resindece Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Senin (16/11), meminta agar pengobatan ini dapat segera diakomodir dan disamakan dengan pengobatan medis yang diperoleh secara ilmiah.
Menurutnya, jika selama ini pemerintah khususnya dinas kesehatan hanya terfokus pada pengobatan medis yang alah barat, maka sudah saatnya juga harus memperhatikan pengobatan-pengobatan yang dilahirkan alah timur, sebelum mengenal pengobatan jasa kedokteran.
"Harus diakui ada penyakit yang tidak dapat diobati dengan cara medis namun dapat sembuh dengan cara-cara timur,"terangnya.
Ia mencontohkan, banyak kasus penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan cara medis namun dapat sembuh dengan cara ini.
"Sebagian masyarakat kita masih menggunakannya, " terangnya. Lagi pula, katanya, keahlian para pengobat yang menyembuhkan penyakit lewat Shin She dan Akupuntur mereka peroleh dari cara pendidikan. Mereka juga melalui proses pendidikan tidak ubahnya dengan para dokter-dokter dari akademis,"tegasnya.
Jenis pengobatan ini, jelasnya, telah hidup sebelum bangsa indonesia mengenal cara medis yang kini digunakan. "Karena itu kita tidak dapat lagi menganak tirikan pengobatan ini, karena itu pemerintah seharusnya dapat lebih melihat apa keuntungan pengobatan ini sama dengan dengan cara medik kedokteran," katanya.
Selain dengan cara Timur (pengobatan China), pemerintah juga dapat mencari pengobatan-pengobatan tradisional lain yang dimiliki masyarakat pribumi.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan, dr Rasyid, juga mengakui, sebagian masyakat memang menggunakan pengobatan tradisional ketika sakit. Dalam hal ini, dirinya juga tidak dapat membatasi atau melarang agar masyarakat tidak menggunakan cara seperti ini. "Namun kami di IDI Medan tetap menghimbau agar masyarakat tetap berhati-hati ketika melakukan pengobatan ini," kata Rasyid.
Hal ini karena, kata Rasyid, belum ada hasil penelitian yang diperoleh apa dampak buruk yang diakibatkan dari pengobatan tradisional.
"Yang memiliki kewenangan dalam hal penelitian dengan dampak negatif dari pengobatan ini adalah Balai POM,"katanya.
Namun lanjutnya, pengobatan tradisional indentik dengan pemakai obat herbal. Jika dikomsumsi tidak sesuai aturan oleh si pasien akan berdampak pada kesehatan yang lebih buruk. "Misalnya alergi, apalagi jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan oleh si pasien kerusakan pada organ tubuh," terangnya.
Soal akupuntur, dia mengakui saaat ini telah dipergunakan kemedisan kedokteran untuk hal penyembuhan pasien, namun sifatnya hanya tambahan. "Akupuntur memang telah diakui dan dipakai, namun sifatnya hanya sebagai komplementer atau pelengkap saja."
www.harian-global.com
0 komentar:
Posting Komentar