Kota Makassar hingga saat ini masih membutuhkan kamar hotel sekitar 6.000 untuk mendukung status sebagai kota meeting,intensive, conference,and exhibition (Mice). Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengatakan, masalah klasik yang dihadapi ibu kota Sulsel, yakni kekurangan jumlah kamar. Pasalnya, hingga saat ini total jumlah kamar hotel sekitar 4.235 dari 108 hotel. “Jumlah kamar hotel ini masih berbanding terbalik dengan tingkat kebutuhan masyarakat pendatang di Makassar. Berdasarkan data PHRI, kami masih membutuhkan kamar sekitar 6.000,”ujar Ilham saat meresmikan Hotel Amaris kemarin.. Kemarin dua hotel berbintang tiga diresmikan. Masing-masing Hotel Amaris yang terbangun di Pannakukang dan Hotel Aston International. Untuk Hotel Amaris memiliki 94 kamar dan dilengkapi LCD TV, in room safe, @Xpress, dan wifi, yang kesemuanya menggunakan standar smart room. Sementara Hotel Aston, jumlah kamarnya 177 dengan konsep modern dan mempunyai ruang pertemuan, lounge,dan kolam renang.Aston memasuki pasar Indonesia dimulai tahun 1990-an, yang saat ini jumlahnya sudah mencapai 35 hotel di beberapa negara. “28 di antaranya sudah beroperasi dan 10 hotel dalam tahap pembangunan sampai 2011. Aston mengelola hotel bintang lima Grand Aston, bintang empat Aston,dan bintang tiga Aston City Hotel, serta bintang dua Bran Favehotel. Sementara itu, industri hotel di Sulsel terus menunjukkan pertumbuhan. Saat ini tercatat telah ada 91 hotel berbintang dan non-berbintang di Sulsel, dengan total 4.330 kamar. ”Hukumnya adalah jika ekonomi berkembang pesat, hotel akan menjamur. Ini yang bisa kami lihat di Makassar. Saat ini ada 91 hotel dengan 4.330 daftar kamar di antaranya 38 hotel berbintang dengan 2.817 kamar dan nonberbintang sebanyak 53 hotel dengan 1.513 kamar,” ungkap Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga kemarin. Sumber - makassarterkini.com Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar