Industri Alat Berat


Pertumbuhan industri spare part alat berat nasional pada 2010 diproyeksikan mengalami peningkatan hingga 100 persen menjadi 4.400 unit.
“peningkatan produksi ini didukung oleh bergairahnya beberapa sektor ekonomi, seperti perkebunan dan pertambangan," kata ketua umum himpunan alat berat indonesia (hinabi) pratjojo dewo di jakarta kemarin. Kendati demikian, dia mengatakan, peningkatan produksi tersebut belum mampu melewati produksi pada 2008 yang mencapai 5.914 unit dan 2007 yang mencapai 4.700 unit.
“jadi, kalau dibandingkan dengan 2008,produksi 2009 itu merosot 60 persen,"ujar pratjojo. Kemerosotan produksi, kata dia,menyebabkan tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang (utilisasi) menurun drastis,yakni dari 90 persen pada 2008 menjadi 34 persen pada 2009 dari total kapasitas terpasang sebanyak 6.500 unit per tahun. “dengan kapasitas terpasang yang sama,yakni 6.500 unit,berarti utilisasi industri alat berat tahun depan bakal naik ke kisaran 67 persen.
Indonesia, bersama india dan china merupakan negara produsen spare part alat berat yang masih berpeluang tumbuh tahun depan,"ujarnya. Pratjojo berharap, berdasarkan prognosa tersebut,maka pasar alat berat akan segera pulih setelah terhantam krisis global. Berdasarkan catatan hinabi, penjualan alatalat berat masih mengandalkan sektor pertambangan dengan kontribusi sekitar 70 persen, perkebunan dan kehutanan sekitar 10 persen, dan konstruksi 20 persen.
Beberapa jenis alat berat yang sudah bisa dirakit di dalam negeri di antaranya adalah eskavator, buldozer, motor grader, off road dump truck, dan forklift. Pemulihan pasar tahun depan,menurut pratjojo, akan menyebabkan persaingan industri alat berat semakin ketat. “pasalnya, industri alat berat mengalami kelebihan produksi, akibat hantaman krisis global yang menggerus penjualan di negaranegara maju,seperti jepang,amerika serikat dan eropa.
Jadi, tidak heran bila produsen alat berat global mencari pasar baru untuk menjajakan produksinya. Nah indonesia termasuk pasar yang akan di penetrasi," ujarnya. Pratjojo memaparkan, pada saat ini,alat berat impor menguasai 45 persen pasar domestik, sedangkan 55 persen sisanya dipasok oleh produk lokal. Namun pada tahun depan, pihaknya memperkirakan, porsi alat berat impor akan setara dengan produk lokal di pasar domestik.




Http://economy.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar