Pasar Kain Sarung Tenun

Sengkang - Sarung sutra Sengkang dan kain sarung sutra Bangkuru Bira Bulukumba kini merintih dalam persaingan pasar. Entah nasibnya kini, pada hal, kain sarung ini-pun pernah menjadi lambang kejayaan di daerah tersebut. hal itu dikarenakan kalah dalam sistem dan fasilitasnya.

Untuk menyimak kembali sejarah Sarung tenun Ala Sengkang dan Bira, bermula dari Sejarah yang erat kaitannya dengan Pelayaran pada saman dahulu.
Dimana, Sistem perdagangan yang dilakukan antar Pulau.terutama Sarung Bangkuru Bira.


Sarung ini-pun memiliki sejarah tersendiri dalam garis keturunan Masyarakat Bira Bulukumba.dahulu kala,Masyarakat yang bermukim di Bira adalah Mayoritas Pelaut Ulung yang telah melaut merantau sampai ke Tanah Jawa,dimana dalam perkembangan social kehidupan telah mampu merubah sistem ekonomi masyarakat di Bira.


Sejarahpun mencatat, setiap kali Masyarakat Bira merantau keluar daerah, mereka hampir dipastikan membawa
beach sarongs Sarung Bangkuru’ untuk persiapan dalam perantauan yang kadang memakan waktu yang panjang. Keunikan Sarung Bangkuru Bira adalah beach sarongs tersebut memiliki ketahanan dan tidak mudah Luntur dengan pengaruh apapun.


Demikian pula halnya dengan Masyarakat Sengkang Kabupaten Wajo, kedua suku ini, dikenal sebagai suku penghasil Sarung Pertama di Indonesia.
Cotton sarong ini dibuat dari hasil rajutan benang yang di desain dengan Tangan tangan trampil. Sarong wrap ini dibuat dengan alat Tradisionil yang sampai saat ini masih dipergunakan oleh sebahagian besar Masyarakat di wilayah ini.


Nah, yang menjadi kendala bagi petenun
sarung batik di Bira dan Sengkang saat ini adalah Pemasaran. Dengan munculnya berbagai Prodak Sarung ala Modern yang beraneka Ragam, yang di suplai kebanyakan grosir sarung dari luar daerah, seperti Pulau Jawa, Kalimantan dan lainnya, secara tidak langsung telah mempengaruhi pergerakan pasar sarung batik Tradisi Bira dan Sengkang.


Sehingga pasaran
grosir sarung ini menjadi lesuh, ditambah lagi dengan kurang perdulinya Pemerintah dalam membantu mengembangkan potensi cotton sarong ini, maka semakin terpuruklah mereka dalam Mengembangkan Usahanya.


Menurut salah seorang petenun
sarong wrap tradisionil di Bira, ia sangat mengharapkan kepedulian pemerintah untuk dapat melestraikan sarung tersebut. karena menurut Ramli, salah satu faktor keterpurukan keberadaan sarung ini karena tidak berfungsinya Sistem Dan minimnya fasilitas yang dimiliki. Kendati demikian ia tetap menjagokan kualitas dan kuantitas sarung tenun tersebut.


“ Jika dicermati secara teliti,dipasaran, sarung saat ini telah dicampuri oleh sarung yang di pasok dari luar. Secara otomatis, mutu dan kwalitasnya jelas masih diragukan. pertimbangannya kalau kita hasil Rajutan benangnya terkesan jarang dan Pewarnanya cepat Luntur. Lalu, sarung yang datang dari luar diproses oleh tehknologi atau Pabrik, dan nampak lesuh dan mudah robek dan masih banyak lagi perbedaan yang sudah pasti akan merugikan pihak konsumen.


Laporan: Irfan-Zulkifli Malik



http://indonesiatimur-news.com/



Cotton Sarong
- Beach Sarongs - Sarong Wrap - Kain Sarung - Sarung Batik - Grosir Sarung hanya di Cotton Sarong: Beach Sarongs-Sarong Wrap&Grosir Kain Sarung-Sarung Batik Cemani Jawa Tengah 88db.com

0 komentar:

Posting Komentar