Perkembangan Pagar Besi

Salah satu yang bisa memengaruhi tampilan eksterior rumah Anda adalah pagar. Pagar ada banyak macamnya, tergantung dari materialnya. Ada pagar kayu, pagar vinyl, pagar beton, maupun pagar besi. Nah, yang disebut terakhir ini merupakan pagar yang umum digunakan di Indonesia.

Pada awalnya, bentuk pagar besi hanya sebatas besi-besi tipis atau model block dengan kayu atau seng tanpa sentuhan seni. Namun, kini pagar besi lebih disukai dan menjadi favorit karena memberi kesan mewah dan kuat. Model dan motif pagar besi pun kian beragam, misalnya motif vertikal dan horizontal yang diberi hiasan bunga, daun, atau binatang. Bahkan, ada pula yang menambahkan hiasan kaligrafi atau huruf. Mungkin
pagar BRC menjadi salah satu favorit.


"Pagar besi bisa dipadupadankan dengan material lain seperti tembok beton, tanaman, atau kayu," kata arsitek lanskap dari Universitas Trisakti Jakarta, Arwindrasti.


Karena adanya proses evolusi dan inovasi dalam pendesainan pagar itulah, kini tipe pagar tradisional tanpa sentuhan seni semakin tergusur daya tariknya. Walaupun perkembangan pagar besi semakin marak, desain pagar yang dipasang untuk mempercantik rumah Anda sebaiknya disesuaikan dengan dekorasi rumah yang lain. Dengan begitu, harmonisasi yang indah bisa tercipta.


Memang memilih pagar besi yang cantik dengan berbagai aksen menarik penting untuk menonjolkan nilai estetika rumah Anda.
Namun, tetap saja ada pertimbangan dasar lain yang juga harus dipikirkan.

"Seperti kekuatan, keamanan, dan kenyamanan baik dari segi material maupun struktur konstruksi pagar," kata Arwindrasti.


Pertimbangan lainnya adalah model, panjang, lebar, serta tinggi pagar yang harus disesuaikan dengan luas lahan, fungsi, proporsi, komposisi bangunan, dan lokasi penempatannya.


"Secara psikologis, pagar besi yang sifatnya keras jika terlalu tinggi akan memberi kesan tidak nyaman. Paling tidak maksimal satu meter dengan tinggi pagar besi dari tanah sekitar 25 cm. Kalau dipadukan dengan tanaman, ketinggian tanaman tidak boleh lebih dari 75 cm.


Selain itu, dari segi tata ruang dan keamanan, juga harus transparan sehingga orang luar bisa melihat jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di dalam rumah," papar sang arsitek. Penyesuaian bentuk pagar dengan model rumah pun harus diperhatikan karena sangat memengaruhi kesan cantik yang ingin ditampilkan rumah secara keseluruhan.


Jika bentuk bangunan bergaya minimalis dengan luas halaman sempit, model pagarnya persegi panjang dengan ujung-ujung bagian atas pagar berbentuk geometris. Untuk rumah minimalis, Arwindrasti menyarankan, pintu pagar sebaiknya berbentuk dorong. Sebab, rumah minimalis cenderung memiliki halaman sempit sehingga dengan menempatkan pintu pagar berbentuk dorong akan memberi kesan halaman lebih luas.


Untuk rumah tradisional, bentuk pagar biasanya disesuaikan dengan budaya penghuninya. Untuk rumah Jawa, biasanya bentuk pagar meruncing di bagian ujung atau kadang berbentuk bulat dan kubah. Sementara pada model rumah klasik, pagar-pagarnya cenderung tinggi dan besar.


Selain ukuran, warna juga mengambil peran penting bagi keharmonisan dan kecantikan kesan yang ditimbulkan dari kombinasi pagar dengan rumah. Jadi, pilih warna pagar dengan warna dinding yang homogen atau masih dalam satu warna turunannya. Rumah bergaya tradisional dan klasik lebih cocok menggunakan warna-warna alam, sedangkan rumah bergaya minimalis atau modern cenderung menggunakan warna-warna yang lebih terang.


Kini, yang sedang menjadi favorit adalah besi tempa dari bahan murni besi serta besi campur tembaga dengan warna hitam dan kemerahan. Warna asli besi tempa itu bisa dicat sesuai selera pemiliknya. Sementara itu, untuk modelnya, yang saat ini tengah digandrungi adalah pagar minimalis dengan kerapatan antarbesi yang kecil dan biasanya diberi fiber transparan. Termasuk
pagar BRC.


lifestyle.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar