Industri Kreatif Jadi Andalan Saat Krisis



Industri kreatif Indonesia terbukti masih dapat diandalkan. Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Fahmi Idris ketika membuka Pameran Aneka Produk Kerajinan Indonesia di Plasa Pameran Departemen Perindustrian.

Fahmi mengaku industri kerajinan (handicraft design) memang ada yang terimbas krisis, namun banyak pula yang mengalami kemajuan. Fahmi mencontohkan, dalam kunjungannya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla hari Minggu 2 Oktober lalu di Klaten Jawa Tengah. Dalam kunjungannya, perajin-perajin logam di Klaten justru menemui kesulitan mendapatkan tenaga kerja baru akibat pesanan ekspor yang meningkat.

"Wapres menanyakan mengapa tidak merekrut dari daerah sekitar," kata Fahmi. Perajin menjawab, untuk mendapatkan tenaga kerja hingga mempunyai keahlian membutuhkan waktu minimal enam bulan. Padahal, kebutuhan tenaga perajin dibutuhkan setidaknya pada Desember mendatang.

Fahmi menambahkan, setidaknya ada tiga permasalahan di industri kerajinan. Pertama, masalah disain. Banyak perajin yang masih produksi dengan desain lama, umumnya turun temurun. "Tapi saya cukup bangga dengan perajin kasongan Bantul yang sudah memodifikasi kreasinya," tambahnya. Kedua, kualitas bahan baku, dan ketiga pemasaran. Menurutnya, perajin perlu melihat kondisi negara tujuan ekspor untuk membuat kerajinan yang adaptif.

Target transaksi pameran ini mencapai Rp 600 juta - Rp 700 juta hingga akhir pameran. "Kami optimis, akan lebih banyak penjualan lagi setelah pameran karena barangnya bagus," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Departemen Perindustrian Fauzi Azis di tempat sama.

Pameran yang diadakan hingga tanggal 7 November 2008 ini diikuti oleh 50 perajin yang berasal dari Sorong Irian Jaya, Gianyar Bali, NTB, Sukoharjo Jateng, Lubuk Linggau, Yogyakarta, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Hingga kini, industri kerajinan handicraft design telah menyumbang sekitar US$ 20 triliun dari ekspor ke Perancis, Inggris, Jepang, dan negara Eropa lainnya. "Kerajinan Indonesia bersaing dengan Thailand, Filipina, dan India," kata Fauzi.

teknologi.vivanews.com

0 komentar:

Posting Komentar