PADA musim penghujan, Anda mungkin ingin mandi air hangat. Temperatur air yang hangat kuku menjadikan mandi di musim dingin itu nikmat. Badan tak akan menggigil ketika air mengguyur sekujur tubuh.
Kita mengenal banyak cara menyediakan air hangat untuk mandi. Cara konvensional: rebus air hingga mendidih, tuang air panas itu ke dalam bak mandi dan campur dengan air dingin hingga cukup hangat. Pada rumah modern, cara ini mulai ditinggalkan karena tidak praktis.
Solusi lain: pasang pemanas air pada instalasi air bersih di rumah. Sistem ini mempercepat upaya penyediaan air hangat untuk mandi atau mencuci sekaligus. Jika ingin memperoleh air hangat untuk mandi atau mencuci, Anda pun cukup membuka keran. Air hangat langsung mengucur. Cara ini lebih cepat dan praktis, bukan?
Jika Anda ingin menginstalasi air panas untuk rumah tinggal, ada beberapa kiat yang perlu diperhatikan. Biasanya, yang menjual alat pemanas air ini berikut pemasangannya. Namun, Anda dapat mengawasinya dan memilih alat atau pipa (Pipe Distributor) yang terbaik.
Kiat Memasang
Sebaiknya instalasi air panas dipasang bersamaan waktu dengan memasang instalasi air bersih atau saat pembangunan rumah. Berikut, 4 kiat agar mendapatkan hasil terbaik:
1. Tentukan titik keran air panas. Penentuan titik ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya air panas dibutuhkan di kamar mandi, dapur, dan wastafel. Setelah itu, tentukan pula lokasi alat pemanas air. Tahap ini penting untuk menghitung kebutuhan pipa instalasi air (pipe distributor) dan menentukan jalur instalasinya. Untuk menekan biaya, tentukan jalur/jarak terpendek antara titik keran dengan mesin pemanas air.
2. Tentukan model alat pemanas. Memilih alat pemanas sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika hanya untuk keperluan mandi dan wastafel, cukup pilih tangki yang berkapasitas 10 liter. Alat ini dapat dipasang di dalam kamar mandi sehingga menekan kebutuhan pipa. Kapasitas tangki lebih besar (lebih dari 30 liter) dibutuhkan jika titik keran air panas lebih banyak. Alat ini sebaiknya ditempatkan di luar ruangan. Terlebih jika Anda memilih pemanas gas (pipe distributor)
3. Memilih material pipa instalasi. Temperatur air yang tinggi berpotensi merusak beberapa jenis material. Untuk air panas, sebaiknya gunakan material yang tahan panas dan tekanan tinggi. Untuk panas sedang dapat menggunakan pipa PVC (pipe distributor). "Ini pun mesti dipilih pipa PVC yang tebal dan kuat. Tapi saya enggak jamin pipa bakal kuat selamanya," kata Jamilon, seorang mandor, yang sering menginstalasi air panas. Menurutnya, yang paling baik adalah menggunakan pipa tembaga khusus instalasi air panas. Pipa tembaga (pipe distributor) merupakan material yang paling populer diaplikasikan sebagai pipa instalasi air panas. Selain tembaga, masih ada material besi yang lebih tebal dan kuat. Namun, kata Sutono Hartanto, General Manager PT Bojong Wesplast, besi memiliki kelemahan juga. "Besi tidak fleksibel. Sambungannya rentan bocor. Bagian dalamnya juga bisa berkarat, sehingga air kotor dan bau," ujarnya. Ia mengusulkan sebagai penggantinya bisa digunakan pipa jenis XLPE/PEX.
4. Menghubungkan pemanas dengan instalasi pipa (pipe distributor). Setelah pemanas terpasang pada dinding, hubungkan lubang input/output pemanas ke instalasi air. Hubungkan lubang input ke pipa instalasi pensuplai, sedangkan lubang output (buangan air panas) ke pipa instalasi air panas. Gunakan pipa (pipe distributor) fleksibel agar lebih praktis dan mudah. Sebaiknya pasang stop keran di antara kedua pipa fleksibel dengan kedua instalasi air. *
property.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar