Seni Lukisan Abstrak di Geluti Seniman Mancanegara

Karya lukisan berhaluan abstrak atau Lukisan Abstrak hingga kini tetap digeluti para seniman mancanegara, meskipun kejayaan jenis karya kanvas tersebut dalam perkembangan seni rupa modern telah berlalu.

“Kenyataan menunjukkan seniman beraliran kontemporer mampu menciptakan karya-karya yang cukup mengagumkan, tetap eksis mengarungi perubahan zaman,” kata pengamat seni rupa Arif Bagus Prasetyo, di Denpasar.

Mengomentari empat seniman dari sejumlah daerah di Indonesia yang masing-masing memiliki latar belakang budaya berbeda dan berpameran di perkampungan
Galeri Lukisan seniman Ubud, Bali, ia mengatakan, seni kontemporer dalam sejarah perkembangan seni rupa modern pernah mengalami masa kejayaan.

Aliran seni yang mencuat sejak 1910 itu mengalami kejayaan sehabis perang dunia II atau tahun 1940-an. Kota Paris menjadi pusat perkembangan pertama seni Lukisan Abstrak tersebut. Hal itu berkat kerja keras dan kesungguhan seniman imigran Belanda, Rusia dan Jerman yang menghasilkan karya-karya bermutu. Mereka akhirnya mampu menaklukkan Eropa dan seluruh dunia barat, termasuk Amerika Utara.

Arif Prasetyo yang sering bertindak sebagai kurator dalam penyelenggaraan berbagai pameran atau Galeri Lukisan bertaraf nasional dan internasional itu menilai, aliran karya seni kontemporer belakangan menjadi khazanah seni lukis abstrak (Abstract Painting) yang baru, segar dan kritis.

Selain itu juga mampu memperkaya spektrum seni rupa kontemporer yang lebih luas, sehingga mampu menjadi medium modernisasi yang paling unggul dan cocok dengan pencarian spiritual dan ekspresi diri, ujar Arif Prasetyo.

Empat seniman kontemporer masing-masing Utoyo Hadi (berasal dari Jawa Tengah), Muhammad Faisal alias Iconk (Papua), Ikay Khairudin (Jakarta) dan Nyoman Kardana (Bali) yang sama-sama menggeluti lukisan bercorak abstrak (Abstract Painting), menggelar pameran Galeri Lukisan Abstrak di perkampungan seniman Ubud, Bali pada peralihan tahun 2008 ke 2009.

Pameran menampilkan puluhan karya seni mengusung tema “4AS (FOR US)” berlangsung hingga 11 Januari 2009. Keempat seniman berbeda latarbelakang budaya tersebut tetap menekuni jalur seni lukis abstrak di tengah tren seni rupa kontemporer di Indonesia, ujar Arif Prasetyo yang juga kurator pameran Galeri Lukisan Abstrak tersebut.

surya.co.id

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

0 komentar:

Posting Komentar