Seni Kerajinan Dayak Terancam Punah

Ukiran getah nyatu merupakan kerajinan khas warga Dayak di Kalteng, khususnya di desa ini. Bentuk ukiran (Barang Unik) sangat beragam, misalnya perahu jukung, rumah betang, sandung, patung dayak, atau miniatur rumah tempat penyimpanan kerangka mayat dalam upacara tiwah.

Jika berkunjung ke desa yang juga dilintasi jalan trans Kalimantan lintas Banjarmasin-Palangkaraya ini, kesan berbeda akan segera terlintas. Di sejumlah rumah, ibu-ibu sambil mengasuh anak mereka yang masih bayi sibuk memijit-mijit gumpalan getah nyatu di depan panci berisi air panas dan kompor yang menyala. Lihat Jual Barang Unik dan Toko Barang Unik.

Di kampung ini juga terdapat sejumlah toko yang menjadi pengumpul dan menjual hasil kerja para perajin Barang Unik. Kurang lengkap rasanya berkunjung ke Kapuas tanpa menyaksikan dan membeli oleh-oleh kerajinan getah nyatu dari Kampung Dahirang. Harga hasil kerajinan warga itu sangat beragam. Dari yang termurah berupa gantungan kunci Rp 1.000 per biji, hingga ukiran perahu jukung dengan detail indah dan rumit berharga Rp 550.000.

Entah siapa yang memulai, Barang kerajinan getah nyatu ini sudah puluhan tahun menjadi ciri khas Kampung Dahirang. Warga mengerjakannya secara sambilan di samping usaha lain, seperti berladang atau mencari ikan di Sungai Kapuas. Menurut Tinga K Jaffar (70), pemilik usaha kerajinan "Antik", warga Kampung Dahirang belajar mengukir getah dari seorang demang atau kepala adat setempat.

Menurut Tinga, yang menjadi permasalahan para perajin sekarang ini adalah sulitnya mendapatkan bahan baku getah nyatu. Kesulitan ini menjadi salah satu penyebab terancamnya kelestarian Barang kerajinan khas ini. "Sekarang sulit mencari getah. Harus mencari hingga ke hutan pedalaman," kata Tinga.

Para perajin mengungkapkan, mereka sering berhenti bekerja karena kekurangan pasokan bahan baku. Tinga mengatakan, sekitar tahun 1980-an untuk mendapatkan getah nyatu tinggal mengambil di hutan. Dulu, penduduk Kota Buntok dengan mudah mengambil getah nyatu dari pohon nyatu di belakang rumah mereka. "Tetapi sekarang pohon sudah habis dibabat," kata Tinga. Lihat Jual Barang Unik dan Toko Barang Unik.

Entah sampai kapan kerajinan yang sudah menghidupi dan menjadi ciri khas Kampung Dahirang itu bisa bertahan. Jika laju perusakan hutan masih terus dibiarkan, kerajinan itu tidak perlu menunggu lama untuk punah.

Sumber: www2.kompas.com

Temukan info lain pada Barang Unik - Jual Barang - Toko Barang - Jual Barang Unik - Toko Barang Unik - Barang dan Barang Unik: Jual Barang Unik & Toko Barang Unik Balikpapan Kalimantan Timur hanya di 88db.com

0 komentar:

Posting Komentar