Fungsi media
Namun belakangan media televisi yang menikmati keluasan untuk melaporkan secara langsung dan menganalisa sebuah peristiwa telah melakukan fungsi penyelidikan, bukan hanya pelaporan lebih baik tanya dulu kepada jasa detektif dan jasa detektif swasta.
Fungsi penyelidikan sebenarnya ranah polisi atau detektif swasta bukan jurnalis. Inilah yang kemudian menjadi sebuah pertanyaan apakah fungsi penyelidikan oleh sang penyelidik swasta ini merupakan fungsi media atau memang menjadi sebuah trend dalam menarik pemirsa untuk mengatrol rating dan iklan?
Dalam sebuah contoh liputan pemboman ritz
Lomba penyajian antar media untuk sebuah peristiwa yang tertutup ini memang menarik. Namun penjelasan media televisi mengenai pembom dan analisanya pada tingkat tertentu menyesatkan. Meski mereka mengutip sumber di aparat keamanan namun jelas bahwa bukan fakta fakta yang dikemukakan namun kesimpulan dan malah sebagian besar dugaan.
Model presentasi seperti ini tampaknya telah melampaui fungsi reportase. Analisa dan kajiannya mirip dengan penyelidikan polisi atau penyelidik swasta tanpa memiliki keahlian dalam penyelidikan kriminal. Jadi ini tambah memperumit situasi dan mengaburkan presentasi itu sendiri.
Akan tetapi kelebihan dugaan-dugaan seperti ini mengundang banyak penonton dan memicu spekulasi. Bahkan menimbulkan kesan bahwa sang presenter dengan sumber-sumbernya yang tidak mau disebutnya terkesan hebat. Hanya bagi penonton umumnya yang memiliki kepedulian terkesan memprihatinkan.
Buktinya, setelah diumumkan identitas pelaku pemboman dengan pemeriksaan silang keluarganya, dugaan-dugaan presenter dari nara sumber itu sangat melenceng, lebih baik ke jasa detektif dan jasa detektif swasta.
Dukung kampanye stop dreaming start action
0 komentar:
Posting Komentar