JANGAN mengaku sebagai anak gaul, jika tidak bisa menjadi Disk Jockey (DJ) atau nge-DJ. Kini nge-DJ sudah tidak lagi identik dengan dunia malam lho. Buktinya nge-DJ tidak hanya dilakukan di klub, diskotek, atau lokasi dunia gemerlap (dugem) lainnya. Tetapi bisa di acara pesta ulang tahun, peluncuran produk, ataupun Outdoor DJ party. Jadi ternyata peluang buat nge-DJ semakin bertambah lebar
Sudah bukan zamannya DJ identik dengan dunia malam, alkohol, ekstasi atau narkoba. Sebab sekarang nge-DJ sudah menjadi
Buktinya, sekarang semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk belajar nge-DJ. Digital 6 Sound System yang baru dibuka selama satu tahun ini ternyata sudah mencetak 30 orang lulusan. Rata-rata anak yang belajar disitu, anak usia kelas 3 SMP, SMA, hingga mahasiswa.
Menurut Firman, sebagian dari siswa yang belajar di situ mengaku belajar nge-DJ bukan hanya untuk beroleh keterampilan sebagai profesi. Justru sebagian mengaku belajar sebagai hobi di DJ School Jakarta. "Biar dikatakan nggak ketinggalan zaman," katanya.
Meski demikian, kata Firman, jika mau dijadikan sebagai profesi, nge-DJ ternyata cukup menjanjikan. "Bagi seorang DJ pemula tarif sekali manggung Rp 500.000 per jam. Jika dalam sebulan bisa manggung empat kali, ternyata pendapatannya setara bahkan melebihi dari fresh graduate yang bekerja di kantoran
Bagaimana agar cepat bisa nge DJ? Ternyata teori saja tidak cukup. Bagi Instruktur Rumus DJ School, DJ Asking menyatakan yang terpenting adalah sering mendengarkan dan melihat DJ profesional beraksi. Tahap pertama seorang DJ memang harus suka musik. Secara teori, kursus di DJ School Jakarta selama dua bulan itu sudah cukup untuk bisa nge-DJ. Namun secara praktek, dan menjadi seorang DJ yang handal maka harus banyak praktek lapangan.
"Dia harus sering ke klub untuk melihat DJ profesional bermain dan mendengarkan musiknya. Maka dia akan cepat mendapatkan insting atau feeeling sebagai seorang DJ," ujarnya.
Salah satu murid di Rumus DJ School, Adit (23) mengaku bahwa keinginannya untuk sekolah DJ Jakarta didasarkan karena dia menganggapnya sebagai hobi dan bukan profesi. Adit yang merupakan sarja Teknik Informatika dari Universitas Pelita Harapan ini belum berfikir untuk menggunakan keterampilan nge-Dj nya sebagai salah satu sumber penghasilan.
lifestyle.okezone.com
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
0 komentar:
Posting Komentar